Ilustrasi Internet Sehat |
1. Jika memungkinkan, tempatkanlah computer di
bagian rumah yang mudah dilihat bersama, misalkan ruang keluarga. Hindari
penempatan computer dengan akses internet dikamar pribadi anak. Ajukan beberapa
petanyaan seputar akses internet dan manfaat yang diproleh. Ajak ank
jalan‐jalan di waktu senggang untuk lebih leluasa berdialog sekitar internet.
Sekali waktu, priksa apa yang tampil di layar monitor, atau apa yang di akses
anak ke internet. Priksa pada temporary internet file, recycle bin dan cookis
situs web apa saja yang telah dikunjungi. Perhatikan gelagat anak ketika
mengakses. Jika terburu‐buru anak menutup layar, memindahkan kerja file atau
mematikan computer ketika kita mendekat, maka waspadalah.
Hal demikian ini
menandakan bahwa kita harus waspada dan bila dipandang perlu,
melakukan investigasi untuk
mengetahui lebih jauh
apa kebiasaan akses anak.
Kemudian arahkan secara
benar dari sejak
dini, agar mereka tidak
terjerumus pada pola kebiasaan dan budaya yang keliru atau menyesatkan.
2. Kita temani dan dampingi seperlunya, ketika
mereka berinternet. Berinternetlah dengan anak sesering mungkin dan bantu
mereka untuk memilah jenis informasi apa yang bermanfaat dan sesuai dengan
mereka. Hindarkan komunikasi yang tidak perlu dengan situs yang belum layak
dikunjungi. Beri mereka kesempatan untuk menunjukan kepada kita apa yang telah
di pelajari atau sesuatu yang mereka sukai.
Kirimkan ucapan selamat secara
elektronik kepada keluarga atau sahabat dan peserta dalam permainan interaktif
bersama diantara teman‐teman mereka. Mintalah anak untuk menceritakan
teman‐teman cengkerama diinternet, selanyaknya kita ingin tahu teman‐teman dari
dunia nyata mereka.
3. Buatkan jadwal penggunaan internet bagi
anak kita sesuai dengan tahap perkembangan usia. Batasi pula lama waktu akses
internet bagi anak‐anak sekolah sekitar 30 – 60 menit setiap kali akses. Pada
hari sekolah, ingatkan agar anak mengakses internet terutama digunakan untuk
memudahkan penyelesaian tugas sekolah,
seperti pekerjaan rumah
atau tugas lain.
Pada ahir pecan
atau hari minggu, biasanya anak
yang lebih besar mungkin saja melakukan waktu yang lebih lama untuk akses.
Berilah kesempatan untuk mengakses internet sewajarnya. Ingatkan agar mereka
tidak menjadi adiktif dan berlebihan dalam mengakses internet. Selain
mengakibatkan tambahan biaya langganan telepon, maka akses berlebihan akan
merugikan, karna mengurangi waktu belajar.
Dengan cara mengingatkan secara
tertib, memberikan arahan dan pedampingan, akan membuat mereka lebih
bertanggung jawab, dan bertindak mandiri dalam menggunakan computer serta
mengakses internet.
4. Tentukan batas alokasi bandwidth akses
internet. Batasi anak dalam mengakses internet dengan lokasi volume sekitar 1 –
3 MB perminggu atau bulan. Hal ini tergantung dari hasil pengamatan dan
pendampingan serta selaras dengan kepentingan dan hobi anak.
Anak yang kreaktif dan
produktif,dapat memiliki alokasi volume besar, karna mereka memerlukan beban
referensi pembelajaran yang lebih leluasa dengan cara mengunduh
(download). Demikian halnya ketika
mereka mempresentasikan karya kreatif kepada teman dan guru, mereka perlu mengunggahkan (upload).
Sekali lagi,
pengawasan dan pendampingan secara teratur dan berkala, tetap siperlukan agar
mencegah terjadinya penyalahgunaan dengan pengunduhan film‐film porno atau
perangkat lunak tanpa lisensi yang dapat dikategorikan melanggar hokum.
5. Jangan membatasi kesempatan akses internet
bagi anak hanya pada situs web, mewsgroup dan ruang chatting tertentu secara
membuta. Diskusikan terlebih dahulu dengan anak apa yang mereka perlukan dan
kemana minat dan bakat akan dikembangkan. Serta jelaskan pula serba serba
keterbatasan yang dihadapi keluarga, termasuk financial sehingga akses internet
tidak seharusnya dilakukan sepanjang waktu untuk semua hal.
Upayakan mencapai kesepakatan
tentang jenis‐jenis situs web yang diminati sehingga boleh diakses. Demikian
pula sadarkan bahwa beberapa situs web tidak atau belum boleh dikunjungi, karna
alas an belum cukup umur. Batasi seperlunyapenggunaan pesan singkat
(instant messaging) dan ruang
chatting sesuai keperluan. Ajarkan
bersikap hemat dan
moderat dalam memenuhi keperluan akses internet.
6. Jangan
pernah memberikan informasi
pribadi. Arahkan anak
kita untuk memberikan informasi
pribadi (nama, alamat, umur, nomor telepon, password,
nomor kartu kredit, dan sejenisnya) diruang
chatting, email, atau lembaran bulletin di internet. Sadarkan kepada mereka
bahwa situs web untuk ana‐anak yang terpercaya
sekalipun – terkadang
memint alamat email
dan rumah, nomor telepon, dan profesi orang tua sebelum
memperbolehkan anak masuk.
Jelaskan kepada mereka, bahwa
memberikan informasi dan data pribadi, dapat membuka peluang penyalahgunaan
oleh pihak lain yang tidak dikenal, untuk keperluan yang justru dapat merugikan
kita sendiri. Penyalahgunaan data konsumenuntuk kepentingan penetrasi pasar
produk tertentu yang tidak
tepat dengan usia dan kepentingan anak ( smisal obat kuat, literature
porno human trafficking, childpornografhy) sangat mungkin terjadi.
7. Jangan pernah mempunyai profil pribadi yang
ditayangkan secara online. Arahkan anak kita agar tidak memiliki dan
menayangkan profil pribadi scara online. Sebab menyediakan data pribadi online,
akan menyebabkan mereka rentan dan menjadi mudah terdaftar dalam
direktori‐direktori yang mungkin kemudian menyesakan.
Waspadalah pula, agar merekatidak
didekati pihak yang tidak bertanggung jawab melalui ruang chatting anak‐anak,
yang dapat saja disusupi oleh pemangsa phaedopilia. Memberikan alasan yang
masuk akl dan mudah diterima atas kewaspadaanuntuk tidak menyajikan
data pribadi online,
akan menumbuhkan kesadaran dan
tanggung jawab anak guna membekali dan membentengi diri dari ancaman bahay
online.
8. Gunakan nama samaran. Seperti malinkundang
atau jakakelana merupakan hal sepele namun penting untuk melindungi ruang
pribadi. Identitas seseorang atau sebenarnya jati diri, sebaiknya tidak dengan
secara mudah diberikan kepada orang yang tidak dikenal. Bersikaplah hati‐hati
dengan cara memberikan nama samara dan alamat email yang sama dengan anak
dibawah usia 14 tahun.
Kita dengan
mudah dapat mengawasi
email dan pesan
singkat yang datang kepada anak‐anak, demikian halnya
dalam memilah dan memilih jenis pesan yang pas bagi mereka. Jika selalu dekat dan bersahabat dengan mereka,
kita akan mudah untuk memberikan contoh dan membiasakan mereka menggunakan
identitas maya. Jangan membiarkan anak kita memilih nama‐nama samaran yang
berbau seksualitas, sarkastik, menodai agamaatau merendahkan pihak lain.
9. Jangan pernah membiarkan seorang anak
menyusun rencana pertemuan tatap muka dengan seorang yang mereka temui di
internet. Jangan pernah memperbolehkan mereka bersamaan dengan seseorang yang
telah mereka temui di internet tanpa
memeriksa terkebih dahulu identitas
orang tersebut. Sebab, dapat saja
mereka mengakui gadis 12 tahun, padahal laki‐laki 40 tahun, karna menyaru
dengan nama dan identitas yang berlawanan jenis.
Jika suatu pertemuan sudah di rencanakan,
kirim seseorang terkebih dahulu untuk menemani anak kita di tempat umum.
Arahkan anak‐anak untuk tidak pernah membuat rencana pertemuan dengan pengguna
computer lain tanpa izin orang tua.
10. Periksa jejak situs web yang
di kunjungi oleh anak secara acak. Melihat jejak situs web yang dikunjungi
dapat memberikan informasi yang cukup tentang bagaimana kebiasaan, hobi dan
lingkungan pergaulan teman‐teman anak. Lazimnya, kita harus melakukan hal ini
secara berkala. Tetapi jika anak kita kelihatannya menjadi lebih tertutup dan
menunjukan gejala menyembunyikan sesuatu, maka kita harus waspada.
Upayakan untuk memeriksa filenya
sesering mungkin. Jika kita menemukan jejak situs web yang di hapus dari web
browser, ini merupakan salah satu titik
terang bahwa ada sesuatu yang tidak ingin kita ketahui atau sengaja di
sembunyikan dari kita. Apbila ada sesuatu yang sedang terjadi dan gelagatnya
mencurigakan, maka harus ditelusuri lebih jauh, agar kita tidak menyesal karna
lenga.
11. Ajarkan anak bersikap sopan
santun dalam berinternet. Arahan‐arahan yang baik dan penuh dengan alasan yang
mudah diterima dari orang tua dapat melindungi anak. Kalimat yang tertulis akan
lebih terpengaruh dari kalimat lisan. Katakana kepada anak agar tidak menerima
pesan atau halaman bulletin yang bersifat mempengaruhi, secara seronok atau
menyalahi aturan.
Minta agar
mereka lebih sensitive
terhadap prasaan orang
lain ketika mengirimkan pesan
online dan menghindari sikap yang tidak sopan, melecehkan, menyakitkan, atau
menggunakan kata‐kata yang tidak senonoh. Komentar yang dimaksudkan untuk humor
mungkin akan menyakitkan bahkan membuat orang lain marah. Kunjungi halaman
pesan dan ruang chatting bersama dengan anak untuk memeriksa komentar‐komentar
yang mengandung banyak penafsiran.
12. Ajatkan anak kita untuk
berhati‐hati terhadap email dan attachment yang tidak jelas dan mencurigakan
meskipun dari seorang atau organisasi yang mereka kenal apalagi dari orang yang
tidak dikenal. Karena kebanyakan dari email‐email tersebut mengandung virus
computer atau email‐email milik umum (spam) dengan isi yang tidak layak dilihat
oleh usia mereka.
Arahkan anak kita agar tidak
membuka email, khususnya yang ada lampirannya (attachment) sebelum memeriksanya
dengan program filter spam dan antivirus baik untuk email dari orang atau
organisasi yang sudah di kenal apa lagi dari seseorang yang tidak dikenal karna
pada saat ini banyak spammer dan virus yang menyamar menggunakan email orang
atau organisasi yang telah dikenal.
13. Pasang psasword administrator pada program
penyaring internet (internet filter).
Jangan lupa mengeset password
administrator pada program penyaring kita untuk menjaga agar setting filter
kita tidak di rubah oleh anak. Tanpa hal ini, program penyaringan tidak berarti
sama sekali.
Pastikan kita menyimpan fasword
di sebuah tempat aman, karna jika kita lupa password, tidak dapat mengakses
program
Belum ada tanggapan untuk "Tips! Mengawasi Anak Berinternetan Secara Sehat"
Post a Comment